Viral kemarin, seorang mertua tega membunuh menantunya yang tengah hamil 7 bulan, Diduga pelaku melakukan aksi tersebut karena menantu menolak digauli. Kemudian pelaku menggorok leher korban dan lari kerumah tetangganya.

Dalam sebuah video lain yang sepertinya di kantor polisi, pelaku mengaku merasa gelap mata karena sedang sumpek.

Pagi ini, saat scroling di tiktok ada sebuah video tentang seorang pengemudi ojek online yang loncat dari flay over dan tewas seketika.

Entah apa yang dialami kita sebagai manusia, entah apa yang ada dalam fikiran setiap orang yang memutuskan untuk mengakhiri hidup, mungkin perasaan lelah, dan ingin keluar namun tak kunjung menemukan jawaban.

Apa yang salah dengan dunia akhir-akhir ini sehingga setiap orang yang bermasalah lebih memilih kematian adalah jalan keluar, atau gelap mata bertindak gegabah sampai tega menghabisi nyawa orang lain.

Meski bertolak belakang, benang merah dari keduanya adalah hilangnya harga sebuah kehidupan entah kehidupan miliknya maupun kehidupan orang lain yang dianggapnya mengancam.


Seberapa jauh kita mengejar dunia ini dan lupa membawa Tuhan dalam kehidupan ?.

Seberapa jauh orientasi kita pada dunia ini sehingga lupa ada kehidupan lain yang menunggu nantinya ?

Kita tidak berbicara pada mereka yang percaya Tuhan, tapi tentu mayoritas masyarakat kita sudah faham betul tentang konsep ini. Tapi entah mengapa mereka yang memutuskan untuk menghilangkan kehidupan merasa bahwa mati adalah sebuah SOLUSI.

Kalau boleh jujur aku sendiri sering sekali mengalaminya, bukan ingin mati. Tapi merasa tenggelam dalam emosi negatif yang seolah tak berdasar. Kepala rasanya penuh dengan spekulasi ini dan itu, memikirkan hal-hal yang seolah-olah akan terjadi padahal belum tentu terjadi dan belum tentu benar. Dan setiap aku meyakini satu opini maka itu seolah adalah kenyataan. Sebagian orang yang emosi bahkan mendengar bisikan halus dari kepalanya entah dari mana, merasa bingung namun terdengar meyakinkan.

Apakah itu hati nurani atau akal yang berbicara ? Tidak ada lagi batasan benar atau salah, dosa atau tidak karena setiap suara yang terdengar menumpulkan kemampuan berfikir secara logis.  Sama seperti saat kita terseret arus sungai, dalam keadaan panik mungkin kita akan meraih segala sesuatu untuk sekedar berpegangan termasuk pada rumput di tepian yang rapuh tanpa berfikir apakah itu cukup kuat untuk menahan, setidaknya itu adalah sebuah reflek untuk menyelamatkan diri.

Lalu apa yang salah kalau itu adalah sebuah bentuk refleks untuk menyelamatkan diri ?.

Dalam kasus yang sama mungkin ketika seseorang memiliki cukup ilmu terhadap satu masalah mereka cendrung akan merespon dengan lebih baik daripada orang yang tidak berilmu. Mungkin saja jika seseorang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara menyelamatkan diri saat terbawa arus, ada langkah lain yang setidaknya bisa dia coba dan praktekan. Ada alternatif solusi yang bisa dia lakukan.

Memang seharusnya isu isu tentang kesehatan mental dan personal development seharusnya sudah menjadi sebuah kurikulum yang diajarkan disekolah. Bahkan dengan kasus bunuh diri yang terus meningkat setiap tahunnya sebaiknya sudah menjadi salah satu concern untuk berbagai pihak khususnya pemerintah untuk membangun program kesehatan jiwa masyarakat kita. 

Dikutip dari databoks.katadata.co.id setidaknya ada 971 kasus bunuh diri sampai tahun 2023 ini, Selain itu previlensi gangguan jiwa berat dalam hal ini skizofrenia mencapai 0,18% yaitu sekitar 495 ribu orang.

Tidak semua orang faham bahwa bisikan dalam kepala itu butuh pengobatan, karena masih banyak yang merasa dan berfikir itu adalah ilham atau apapun yang mereka anggap selama ini. Tidak semua orang teredukasi bagaimana mengelola emosi yang benar, tidak semua orang faham bahwa hidupnya berharga dan ketika kita masih hidup artinya kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki.

Tidak semua orang sadar bahwa ternyata sakit itu bukan cuma urusan badan tapi juga fikiran. Dan aku adalah bagian dari orang orang yang berjuang sembuh untuk menjadi lebih baik tanpa pernah berfikir mati adalah sebuah solusi.

Bagaimanapun beratnya hidup ini, Tuhan pasti tau yang tebaik bagi setiap hamba-Nya. Namun seringkali kita begitu tergesa meminta pertolongan Tuhan, sering kali kita lalai dalam berserah dan tergesa ingin mengakhiri semua cobaan dengan cara yang salah.

Kalau kalian mungkin membaca tulisan ini, Aku sangat yakin sangat sangat yakin, dan percaya kalau kamu bisa melewati semua ini dengan baik.


Baca Juga