Tadi pagi,

Enggak sengaja pass scroll FB aku liat satu postingan seorang ibu yang mengeluhkan kalau dia selama beberapa bulan ini kerasa sangat stress, selalu marah-marah, jadi orang yang kasar bahkan kepada anaknya yang masih kecil. Si ibu bahkan bercerita kalau dia sering sekali memiliki keinginan untuk bunuh diri.


Kolom komentar penuh dengan tanggapan, Alhamdulillahnya banyak tanggapan positif, mensuport si ibu, memberikan solusi meskipun kadang solusi orang lain belum tentu juga pas untuk dirinya. Tapi masih ada saja orang "kurang akal" menurutku yang mengomentari negatif, kurang iman katanya , baperan, dll.
.
.
.

Adakah yang pernah merasakan hal yang sama seperti ibu itu ?
.
.
.
Atau bahkan jadi bagian orang yang malah menjadi beban fikiran untuk orang lain karena ucapan basa basinya yang kadang terlalu nyeleneh.

Kenapa sih setelah melahirkan ibu jadi cepat marah ?

Aku sendiri mengalami hal ini 2 kali setelah kelahiran anak pertama dan anak kedua, memang bukan satu hal yang direncanakan. Tapi setelah fase ini berlalu aku jadi berfikir - oh iya kok selama  ini aku kok jadi tempramen banget ya. Padahal cuma masalah sepele doang. Padahal cuma dikomentarin jangan tidur siang nanti darah putih naik, jangan cuci pakai mesin cuci nanti bayi nya ngulet mulu. Gak rasional sih emang alasannya , makanya aku marah tapi enggak harus yang jadi baper selebay itu. Tapi memang kenyataannya sat itu emosinya susah banget di kontrol. Entah kenapa...

Nah belajar dari pengalaman melahirkan anak pertama, akhirnya di anak 2 aku memutuskan untuk mengurus bayiku sendiri tanpa bantuan orang lain. Hasilnya sama, tetep. Baperan dan cengeng.

Meskipun memang jadi enggak ada orang yang komentarin aneh-aneh, tapi bukan berarti aku jadi bebas. Malah entah kenapa ngerasa sendiri, kesepian, enggak dianggap, enggak ada yang sayang. Akhirnya marah-marah juga. Dan ujungnya selalu dilampiaskan ke suami dan anak.

Ikutan traning kelas parenting, edukasi anak, pola asuh anak ambyar semua. Terus setelah marah-marah, nangis deh karena merasa bersalah.

Itulah ibu - too complicated.

Dari banyak hal yang aku pelajari baik dari pengalaman diri sendiri, orang lain dan beberapa buku referensi yang aku baca. Memang hampir sebagian besar ibu mengalami hal ini. Mengalami masa ketidakstabilan emosi pasca melahirkan, makanya ibu yang baru saja melahirkan butuh support circle dari orang orang disekitarnya. Bukan cuma suami, tapi juga orang tua, mertua, tetangga bahkan kalau bisa masyarakat seantero dunia.

Melahirkan itu bukan perkara mudah, caesar atau normal sama saja. Tapi yang lebih sulit adalah membesarkan anak-anak mereka ditengah "ketidakberdayaan" ibu pasca melahirkan. Dan itu bukan perkara mudah.

Kalau ada yang cerita dulu habis melahirkan bisa nguras sumur, saya ancungi jempol. Mungkin saja benar - tapi mungkin si ibu melahirkannya cuma sekali batuk. Atau sebelumnya si ibu adalah mantan superwomen. Udah itu aja. Tapi ysng yang perlu digarisbawahi enggak semua ibu bisa "normal" setelah melahirkan. Coba deh diperhatikan sebentar aja, pasti ada perubahan. Baik dari fisik, atau sifat mungkin. Dan balik lagi nya seperti sediakala itu susah, pake banget dan mesti usaha keras untuk mewujudkannya.

Balik lagi soal kenapa sih ibu pasca melahirkan lebih mudah marah, menurut darikacamata pribadiku yang sok meneliti dan mengamati dan juga ikut mengalami ada beberapa penyeban sih . Seperti berikut ini:

Perubahan hormon

Saat hamil , seorang perempuan sudah mengalami berbagai perubahan dalam dirinya mulai dari bentuk tubuh bahkan bagian terkecil tubuhnya berupa sel dan hormon pun ikut mengalami perubahan. 



Kelelahan
Memiliki anak yang baru lahir itu bukan perkara mudah, saat bayi baru lahir biasanya bayi belum bisa membedakan mana siang mana malam. Jadi cendrung jam tidurnya itu terbalik, malam banyak melek, sedang siang malah tidur. Dan ... Menyusui itu jadi satu kegiatan yang cukup melelahkan juga loh. Bahkan untuk ibu ASI yang mohon maaf notabennya tinggal buka aja, itu capek loh. Sakit pinggang karena harus miring kadang semalaman. Apalagi hampir setiap jam bayi bangun, baru lurusin pinggang udah nangis. belum lagi kalau rewel pasti digendong. Apalagi untuk bayi yang mungkin ibunya berhalangan untuk memberikan ASI itu juga luar biasa loh capeknya, kedapur hikin susu masak air panas. Ditengah malam buta dimana orang lain sibuk bermimpi - kita masih nguprek didapur.

Jadi ibu pasca melahirkan itu lelah, dia sedang mencovery dirinya sendiri tapi dalam prosesnya dia juga harus mengurus anak, suami, rumah dan mungkin anaknya yang lain. Bisa dibayangkan kan capeknya.

Udah semalaman begadang, terus pas siang mau istirahat keluarganya malah ngelarang tidur siang. Ya TUHAN !!. Tolong ya bu, pak. Konsultasikan masalah ini kedokter. Tanyakan ! Semua mitos mitos yang bertebaran dikeluarga.

Kalau berhubungan dengan kesehatan pasti dokter lebih tau. Nah kalau berhubungan dengan mitos gaib, serahkan semuanya ke Allah swt aja. Tapi kalau bisa menolak mitos dari keluarga jg dengan cara yang sopan atau halus ya. 

Semoga semua yang masih menganut ilmu pamali dan bumali diberikan kesadaran. Aamiin. Hehehhe

Jadi menurutku, kalau siang ada waktu untuk tidur. Please ... Istirahat. Kasihan badanmu, kasihan anak-anakmu yang lain. Kalau seorang ibu lelah, pasti emosinya juga jadi kurang stabil yang ada nanti malah marah-marah melulu.


Rasa percaya diri yang menurun

Ada enggak sih yang setelah melahirkan terus terjadi perubahan yang cukup drastis di tubuhnya, aku enggak mengalami sih yang perubahan drastis soal bentuk tubuh tapi memang ada banyak ditubuh akibat kehamilan anak pertama. Seperti sayatan caesar san stechmark.

Ini aja yang mungkin enggak terlihat orang lain aku udah ngerasa enggak percaya diri loh. Gimana yang perubahannya drastis seperti kenaikan berat badan.

Memang sih enggak semua orang peduli dan terlalu memusingkan hal itu. Tapi kadang diri kita enggak mikirin, tapi difikirin sama orang lain dan diomongin ke kita.
Kesel beud dah ah.

" Bu hamil lagi ? " Kata tetangga

" Enggak bu" 

" Loh kok perutnya masih gede "

" Iya bu, ini kemaren karena kapasitasnya besar sekalian dijadiin brangkas"

-
MAMAM
-

aku sendiri termasuk orang yang mendapatkan hinaan dari orang terdekatku, karena memang luka caessr dan strechmark itu kan tertutup ya, jadi enggak mungkin dilihat sembarangan orang.
Dan sentilan sederhana kaya, 

"Ih baru punya anak satu aja perutnya udah begitu"

Uh.... Sederhana tapi mak jleb loh. Sebagai seorang ibu sumpah aku juga enggak terlalu memikirkan perut dan penampilan . Itu nomor sekian yang penting anak sehat dalam kandungan dan keluar dengan selamat. Itu aja cukup, selebihnya ... Nanti dulu lah.

Bayangkan orang yang mungkin tadinya cuek aja bisa jadi tidak percaya diri. Apalagi orang yang memang basicnya, memperhatikan penampilan dll. Pasti skan merasa enggak percaya diri, dan frustasi. Makanya beberapa artis yang memang menjaga penampilannya mati-matian melakukan diet dan olahraga atau entah minum apa untuk mengembalikan bentuk tubuhnya.

Tekanan sekitar

Seperti yang sudah aku bilang sebelumnya ibu pasca melahirkan itu butuh dukungan dari oran-orsng sekitar. Tapi kadang orang-orang terdekatlah yang menyakiti si ibu.

Terutama mungkin keluarga inti, seperti ibu ayah, mertua, suami dan para tetangga yang sering bertemu. Kenapa sih mereka berpotensi paling besar memberikan tekanan kepada si ibu ?. Karena orang yang paling mudah melukai kita adalah orang orang terdekat kita. 

Ada banyak cerita yang saya dengar baik dari teman sekitar, atau disososial media. Bahwa keluarga kadang terlalu menuntut seorang ibu jadi sempurna. Harus ini harus itu.

Pagi pagi harus udah mandi, ngurus bayi, nyuci bikin sarapan. Dll
Belum lagi ditambah perkara pernitosan yang enggak ada ujungnya.

Coba bu silahkan dari beberapa mitos ini mana yang pernah ibu dengar ?
- enggak boleh makan daging, entah kenapa jadi bolehnya makan nasi pakai sayur bening aja dan tempe. Padahal masa pemulihan pasca melahirkan si ibu butuh banyak asupan gizi untuk memebuatnya kembali fit dan sehat.
- enggak boleh tidur siang, nanti darah putih naik jadi buta
- enggak boleh kelayaban sebelum 40 hari
- keluar rumah harus pakai bangle
- tidur harus lurus, kaki enggak boleh nekuk
- jangan cuci baju bayi pakai mesin cuci, bikin bayi ngulet ngulet terus
- jangan minum air panas  nanti lidah bayi melepuh

Dan lainnya. Entah apalagi pokoknya buanyaaakk banget cuma aku juga males dengernya. Jadi iya iya aja.
Hahahaha.

Aku bukan orang yang menentang mitos ya , karena kadang mitos itu mengandung satu kebaikan meskipun versi orang dulu akhirnya disangkut pautkan dengan hal hal mistis atau bahkan hal yang enggak rasional.

Kaya enggak keluar rumah sebelum 40 hari, meskipun berat tapi aku setuju. Logikanya - bayi baru lahir imun tubuhnya belum terbentuk sempurna rentan terpapar penyakit, virus dll. Selin itu ibu juga dikhawatirkan masih belum fit jadi sebaiknya menunggu 40 hari sampai si ibu dan bayi siap.

Tapi kadang dalam kamus pamali, sebelum 40 hari ibu dan bayi dilarang keluar rumah atau jalan jalan karena masih wangi , takut digondol setan.

-
dari sini kita tau ada banyak sekali tekanan yang didapatkan ibu setelah melahirkan
jadi sebaiknya, selain memberikan perhatian kita juga sebaiknya memberikan pengertian kepadanya. dan jika dirasa perlu memberikan nasihat sebaiknya lakukan dengan cara yang baik dan tidak menyakiti

Baca Juga